MASA DEPAN
Empat kata yang paling penting dalam bahasan kita kali ini adalah panyesalan, kekhawatiran, ketakutan dan kelumpuhan.
Setiap manusia pasti memiliki rasa sesal, bolehkah kita memiliki rasa sesal..?
Banyak orang yang kehidupan masa lalunya bermasalah…
Sebetulnya kehidupan setiap orang ironi…
Tetapi ada orang yang memutuskan untuk membawa puing-puing masa lalunya ke masa depan dengan cara mengingatnya,
sehingga perilaku utama dari hampir semua orang adalah penyesalan atau “seandainya dulu…“
Penyesalan ini prilaku yang paling tidak logis karena berharap masa lalu berubah.
Betapa tidak logisnya kita megharapkan sesuatu yang terjadi harus dibongkar lagi pada saat kita harus hidup dengan cara yang baru..
Orang yang menyesal ini menjadi orang yang pantas untuk kesalahan-kesalahnya, padahal hari ini harus sudah tidak pantas lagi..
Orang yang hari ini tidak pantas lagi tidak menyesal tetapi malah bersyukur .. merasa beruntung…
“Untung aku melakukan itu sehingga aku sekarang menjadi pribadi yang lebih baik..”
Yang lebih parah dari hidup di masa lalu adalah mengajak keluarga anda untuk hidup di masa lalu anda, dengan memarahi, menekan, mengharapkan, menuntut mereka untuk menuruti anda supaya tidak terjadi di masa lalu itu ke kehidupan sekarang..
Biarkan mereka hidup di masa kini karena kita hidup di masa kini
Maka hiduplah di masa kini…
Jangan lagi memboroskan waktu untuk mengharapkan kejelasan masa depan
Karena masa depan itu gaib, tidak jelas…
Jadi terima saja, selesaikan hari ini karena masa depan tidak jelas..
YANG LEBIH PARAH DARI HIDUP DIMASA LALU ADALAH MENGAJAK KELUARGA ANDA HIDUP DI MASA LALU ANDA
Inti dari kekhawatiran adalah perkiraan mengenai rendahnya kemampuan besarnya beban..
Jarang orang menghormati dirinya sendiri sehingga mengira kemampuannya rendah..
Banyak orang suudzhan menduga yang buruk sehingga bebannya besar..
pantas apabila hidupnya penuh kekhawatiran..
Itu sebabnya jangan khawatir karena sudah ber-Tuhan
Hormati dirimu, kalau anda tidak mampu…
Tuhan itu Maha Memampukan…
Beban…
Bukan bebannya yang menyulitkanmu, tapi caramu yang menyulitkannya; kesalahan cara dalam memikul lebih besar daripada besarnya beban.
Gelisah itu baik…
Orang yang gelisah di suatu tempat itu akan mengupayakan perubahan, yang bahaya adalah orang itu damai di dalam kekurangan..
menasehati dirinya dengan ikhlas dalam kemiskinan
Gelisahlah..
tetapi lakukanlah sesuatu yang menjadi diri kita lebih bernilai..
GELISAHLAH TERHADAP MASA DEPAN DAN LAKUKANLAH SESUATU YANG MENJADIKAN KITA LEBIH BERNILAI
Kehidupan ini tidak di alam rencana, bukan di alam keluhan tapi ada di dalam alam tindakan
Perbedaan…
Perbedaan diperlukan untuk kecocokkan…
Pasangan hidup yang ideal adalah yang perbedaannya melengkapi, jadi yang kita butuhkan dalam hubungan cinta kasih. Pernikahan adalah
bukan tidak adanya perbedaan, tetapi perbedaan yang sesuai..
“Bukan kebahagiaan yang menjadikan kita bersyukur, tapi karena kita bersyukurlah kita berbahagia.”
Masa depan itu isinya adalah persaingan orang-orang terdidik, lebih pandai, hi-tech, pikirannya global; keberhasilan itu semakin mudah ..
MELANGKAH ITU BERESIKO, TETAPI TIDAK MELANGKAH RESIKONYA LEBIH BESAR. LEBIH BAIK GAGAL MENCOBA DARI PADA BERHASIL TETAPI MENGKERDILKAN DIRI
Kesimpulan :
Sekelam apapun masa lalu kita, masa depan kita masih suci, berharaplah.
Ternyata rencana Tuhan selalu berakhir dengan kebaikan..
Itu sebabnya Beliau disebut Maha Penyayang.
Jika kehidupan kita belum baik sekarang bergembiralah dikehidupan akhir.
Jangan terlalu merisaukan masa depan…
Tuhan sudah menunggu anda disana.
Kalau Tuhan menemui anda di masa depan, Tuhan itu Maha Penyayang, Maha Pemaaf.
Lakukan yang bisa anda lakukan..
Ganti penyesalan dengan rasa syukur; bahwa anda telah mengalami kesalahan itu dulu dan tidak sekarang
Syukuri….
Jangan khawatirkan yang tidak bisa anda lakukan,
khawatirlah kalau anda tidak melakukan yang bisa anda lakukan.
Kalau anda ber-Tuhan, apalagi yang anda takuti..?
karena tidak ada apapun yang bisa mengenai kita, kalau tidak diizinkan-Nya
Sehingga penyesalan, kekhawatiran, rasa takut yang melumpuhkan, tidak lagi mempan;
karena jiwanya yang damai menyerahkan dirinya kepada Tuhan.
Sehingga dirinya tidak dimilikinya lagi..
http://salamsuper.co/mario-teguh-golden-ways-kejelasan-masa-depan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar